Dampak Limbah Popok Bayi Bagi Lingkungan Hidup

By Admin

nusakini.com--Selain susu bayi , popok bayi adalah kebutuhan penting bagi keluarga yang memiliki anak balita. Hingga kemudian bukan hal yang mengagetkan bila data MIX (2017), nilai bisnis produk popok sebesar Rp 9,8 triliun dengan pertumbuhan 26.2%/tahun. 

Hasil Survei yang dilakukan ECOTON bahwa 98% dari 100 responden membuang limbah popok bayi di sungai. Hal ini menjadi masalah besar bagi pemerintah mengingat popok bayi yang dibuang ke sungai sangat banyak dan berdampak buruk bagi kesehatan dan pencemaran lingkungan. Mengingat di dalam popok bayi tersebut banyak mengandung berbagai bahan kimia. 

Untuk itu Pemerintah Kota Surabaya menggelar Sosialisasi Dampak Pembuangan Popok Sekali Pakai Secara Sembarangan dan Penanganannya. Digelar di Gedung Wanita JL. Kalibokor Selatan no. 2, Surabaya acara ini dihadiri oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya Ir. Musdiq Ali Suhudi, MT, perwakilan LSM ECONTON Prigi Arisandi, Perwakilan BBWS, Ahli Teknik Lingkungan ITS, Ellina Sitepu Pandebesie ST. MT, dan para peserta sosialisasi yang dihadiri oleh 150 peserta dari OPD terkait, LSM Lingkungan, Kader Posyandu, dan Kader lingkungan. 

Dalam kasus dan dampak pembuangannya, limbah popok bayi ini menjadi masalah besar bagi pemerintah, masyarakat Surabaya dan kelangsungan ekosistem air. Dimana limbah popok bayi yang dihasilkan dapat membuat berbagai pencemaran yang berakibat munculnya berbagai penyakit meliputi iritasi paru paru dan kulit, sesak nafas, dioksin penyebab kanker, tidak hanya bagi manusia, hal ini juga berdampak bagi reproduksi ikan dan mengganggu senyawa penggangu hormon pada ikan. 

Dalam sambutanya Musdiq mengatakan “jadi ini lebih spesifik, jadi daun kalo masih sungai itu mengambang, berbeda dengan popok, popok ini kalo masuk sungai mengembang dan tenggelam, jadi masuk ke dalam lumpur dan menumpuk, selain di dalam popok itu sendiri juga mengandung banyak bakteri dan sebagainya dan popoknya sendiri juga mengandung limbah yang berbahaya”. 

Sedangkan menurut Dian Arista Prayitno, ST sewakilan BBWS mengatakan “Tidak hanya berdampak munculnya berbagai penyakit, limbah popok bayi ini juga sangat susah terurai karena bahan yang menganduk plastik dan kertas menjadi micro plastic dan nano plastic dimana itu memerlukan ratusan tahun untuk terurai”. (p/ab)